Tambahan pula, jika anda seorang 'pimpinan' dalam organisasi (tolong bedakan dengan kata 'Pemimpin') kiranya perlu anda sadari bahwa dimata anak buah (hampir) tidak ada kata pimpinan itu pintar, melainkan pimpinan itu orang bodoh, bebal, keras kepala, maunya menang sendiri, tidak becus dan segala macam istilah sejenis! Karena itu soal kepemimpinan selalu menjadi perbincangan yang seru dan heboh.
Karena itu pula tak perlulah heran dan berkecil hati, apalagi gusar, mendengar begitu banyak orang dan pakar berteriak jaman sekarang ini kita krisis kepemimpinan. Kenapa? Karena di setiap jaman teriakan itu selalu ada dan selalu lantang. Bahkan di jaman Bung Karno pun beliau tidak lepas dari cacian serupa dari anak buahnya! Apalagi dari musuh-musuh politiknya. Kebesaran seorang pemimpin justru terlihat setelah segala proses yang menyakitkan (hati) itu berlalu dan orang melihat hasil yang dicapai.
Tetapi memang, seorang pemimpin tahu bagaimana memimpin dan berinteraksi dengan anggotanya dalam situasi yang berbeda-beda namun tetap dalam koridor pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa keterampilan ini ia akan gagal! Bukan hanya gerutuan dan cacian seperti diatas saja tetapi boikot dan sabotase tidak mustahil akan dituainya. Karena itu 'Situational Leadership' menjadi keterampilan yang mutlak harus dikuasai oleh setiap pimpinan jika ia ingin disebut pemimpin dan memuai hasil bagus!
Cuma, sebelum anda pelajari materi dibawah ini perlu anda sadari bahwa pada umumnya teori tentang kepemimpinan situasional mengacu kepada ilmu-ilmu yang dikembangkan pada era industrial dimana paradigma 'command and Control' menjadi acuan utama pengeloaan organisasi di jaman itu. Pendekatan yang dilakukan oleh Hersey & Blanchard yang banyak dipakai sebagai acuan serta para pakar yang lain tidak lepas dari paradigma itu. Dengan situasi yang telah berubah dan kini kita memasuki era informasi teori-teori itu perlu mendapatkan penyesuaian bahkan perubahan.
Karena itu pada awal materi ini diberikan 2 hal penting yang memberikan tekanan berbeda dalam kepemimpinan masa kini.
Yang pertama adalah soal Asset atau modal. Meskipun kini banyak orang meneriakkan bahwa modal yang utama adalah SDM namun masih sangat nyata tampak bahwa paradigma yang dianut adalah 'Cold Assets' bukannya 'Warm Assets'. Bukankah kita masih selalu mengatakan negeri kita kaya raya akan Sumber Daya Alamnya?
No comments:
Post a Comment
Silakan menuliskan komentar anda di kolom yang tersedia dibawah ini