Perlukah PKL Dibina

Mumpung Belum Mulai
CURI START !!

Opportunity X
Akan Hadir Januari 2009

Mulai Bangun Downline Anda di Opportunity X Sebelum Diluncurkan, Sebelum Orang Lain Melakukannya.

Klik Disini.

Kapan Lagi Bisa Ada di Atas


Baru-baru ini saya diminta oleh sebuah instansi untuk memberikan pelatihan membangun kepercayaan diri dan motivasi kepada para Pedagang Kaki Lima atau sering disingkat dengan PKL. Buat saya yang banyak bergelut dekat dengan dunia mereka kesempatan seperti ini ibarat pulang kampung berjumpa dengan teman lama. Jadi, tentu saja saya antusias.

Tetapi ada pertanyaan menggelitik yang sebenarnya agak mengganjal mengenai materi yang harus saya bawakan. Soal membangun kepercayaan diri tak jadi masalah. Perkara membangun motivasi dan sebutanPKL itulah yang menggelitik. Betapa Tidak!

Buat anda yang mengenal dekat kehidupan mereka tentu paham betul bagaimana perjuangan hidup keseharian mereka untuk memperoleh sesuap nasi. Benar-benar sesuap nasi untuk mengisi perut anak istri mereka! Bukan mengejar 'sesuap nasi dan tiga mercy' karena anda diet. Apalagi ketika masa sulit ekonomi kita yang berkepanjangan diterjang pula oleh badai krisis keuangan global. Mereka benarbenar pontang-panting mengejar butiran-butiran karbohidrat itu.

Nah, dalam soal susah hidup bagi kaum pedagang gurem itu motivasi tak perlu dibangun, dirangsang ataupun dipacu oleh ceramah para ahli dan konsultan! Buat mereka, motivasi untuk bekerja keras sudah didorong dan dipaksa oleh rasa lapar dan perut yang keroncongan musti diisi. Ibarat anda tiba-tiba bertemu dengan seekor singa, anda pasti memiliki motivasi tinggi, bahkan tinggi sekali, untuk berlari kencang menyelamatkan diri. 

Berbeda halnya dengan keadaan dimana anda hidup nyaman, perut kenyang agak buncit dan aman tak ada singa atau ancaman lain. Disini anda perlu membangun motivasi diri untuk mau berlari (tak perlu kencang-kencang amat) demi menurunkan berat badan dan perut buncit anda.

Jadi, urusan motivasi kerja, bahkan kerja keras sekali, tak perlulah saya ajarkan kepada mereka. Malah mungkin lebih tepat saya yang harus belajar dari mereka. Dan itulah yang menjadi ketetapan hati saya. Saya datang dan banyak bertanya, dan mereka begitu antusias menceritakan bagaimana berjuang untuk hidup keseharian mereka. Masalahnya justru terletak pada pilihan dalam menggunakan motivasi untuk hal yang benar. 

Kita semua paham kalau kemiskinan itu dekat dengan setan, apalagi perut yang lapar. Ketiadaan pekerjaan untuk mengais nafkah secara baik-baik sering menjerat kaum susah hidup ini melakukan apa saja termasuk yang melanggar hukum sekalipun. Karena itu topik bahasan kemudian saya titik beratkan kepada pengembangan pilihan untuk membuka peluang baru mencari nafkah secara benar. Dan bukan main! ternyata mereka sangat jeli dan kreatif melihat celah sekecil apapun untuk bisa dijadikan lahan mencarai nafkah. Pesan saya kepada para penguasa dan pengambil policy hanya satu: Kalau anda sedikit saja salah atau ada celah dalam menetapkan kebijakan, jangan salahkan mereka jika celah itu akan dimanfaatkan secepatnya!
Nah, sekarang soal pembinaan terhadap PKL itu sendiri. Saya sungguh tergelitik dan bertanya-tanya: adakah mereka perlu dibina?

Kita tentu mafhum kalau Kaki Lima alias trotoar itu diperuntukkan bagi pejalan kaki, bukan tempat untuk berdagang. Karena itu jangan heran kalau lapak para PKL sering diobrak-abrik oleh petugas ketertiban karena dinilai melanggar peraturan. Tentu anda tahu maksud saya sekarang, yakni sementara intansi yang satu mengusirnya ada instansi yang lain membinanya. Kalau PKL itu sesuatu yang diharamkan secara hukum, mestinya ya dibinasakan saja! titik.
Karena itu saya mengaiak teman-teman pedagang gurem tadi untuk ganti nama dan jangan mau disebut PKL dan Kaki Lima Bukan tempat anda berdagang! Yang harus diperjuangkan adalah area di belakang kaki lima itu sebagai tempat berdagang. Pemerintah hendaknya menyediakan lahan khusus di belakang kaki lima itu untuk para pedagang gurem ini.

Jadi, saya usulkan nama PBKL alias Pedagang Belakang kaki Lima!

Nama ini penting lho, agar tidak digusur dan dipindahkan ke tempat Jin Buang Anak! Mereka harus tetap berada di BKL!

Salam S.O.B.A.T

No comments:

Post a Comment

Silakan menuliskan komentar anda di kolom yang tersedia dibawah ini