Pensiun = Ganti Ban

Pensiun!
Kata ini bagi banyak karyawan atau pegawai (tentu saja bagi yang sudah STW atau oversek*) membuat hati agak tergetar, bahkan tidak sedikit yang merasa merinding alias kecut. Berbeda dengan jamannya kakeknya bapak saya dulu, pensiun adalah saat menikmati hari tua sambil santai memeluk kekasihnya (nenek-nenek pastinya) atau bisa jalan-jalan keliling negeri atau dunia tanpa perlu diikat oleh waktu dan perintah bos lagi. 

Namun, saat ini bagi banyak pegawai itu, datangnya pensiun ibarat tibanya saat tidak akan menjadi manusia yang berguna lagi, sementara uang pensiun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kian hari kian membubung. Alih-alih pesiar ke luar negeri, sekadar menjaga standar hidup yang biasanya saja sudah tidak memadai! Akhirnya lebih memilih pesiar ke pulau kapuk!

Disisi lain, kalau toh yang pensiun itu cukup tinggi kedudukannya dan mendapat "tunjangan" pensiun yang cukup untuk hidup, persoalannyha bergeser kepada "Post Power Syndrom" dimana yang bersangkutan tidak tahu harus berbuat apa untuk mengisi "sisa" hidupnya karena yang dia tahu hanya menjadi seperti saat masih "aktif" menjadi pegawai. Pernahkah anda mendengar cerita seorang Kolonel yang pensiun?

Begini ceritanya:
(seperti memulai kisah horor di tv saja ..hehe)

Pada hari-hari pertama masa ia menjalani pensiun, Pak mantan Kolonel itu merasa canggung berada di rumahnya saat dimana biasanya ia berada di kantor tempat ia berkarya. Ia tidak tahu harus melakukan apa di rumahnya sendiri sementara anggota keluarga yang lain bergiat dengan kesibukan rutin mereka masing-masing. Kalaupun ada yang dikerjakannya pun ia merasa bukan hal yang penting dan cukup berharga baginya. Singkat cerita, esoknya pagi-pagi sekali ia sudah mengenakan pakaian seragamnya, dan berangkat ke bekas kantornya. Disana ia menyambangi eks rekan-rekan kerjanya ngobrol ngalor-ngidul. Saat waktu kantor usai, pak Kolonel juga bersiap untuk pulang. Esoknya ia lakukan hal yang sama, persis seperti saat dulu masih "aktif", begitu seterusnya hingga beberapa hari....

Para rekannya yang masih menjadi pegawai, yang pada awalnya menyambutnya dengan ramah akhirnya merasa terganggu akan kehadiran si "mantan" ini dan berupaya menghindar darinya. Karena tak ada yang bisa dajak ngobrol tak produktif itu, Pak mantan itu kemudian mencari sasaran lainnya. Ia pindah ke kantin kantor dan terlihat diterima dengan ramah disana. Tetapi setelah beberapa hari, para pegawai yang sebenarnya hanya ke sana untuk seperlunya saja (juga pengurus kantin yang melihat sudah tak ada lagi tip mengalir ke tangan mereka) merasa terganggu karena sering tertahan untuk diajak ngobrol oleh mantan pejabat ini. Merekapun segera berupaya menghindar bila akan berpapasan dengannya.


Hari-hari berkutnya terlihat pak mantan ini sudah pindah ke tempat parkir berkawan akrab dengan para sopir ......, dan dia akan pulang ke rumah saat waktu kerja usai, setiap petang bahkan sering kemalaman seperti orang yang lembur atau banyak pekerjaan..........

Silakan teruskan sendiri ceritanya!

Kata pensiun dan kemudian menjadi pola pikir serta konsep hidup sebagai "saatnya berhenti dari siksaan keharusan bekerja" sebenarnya adalah warisan era industrial (pada saatnya nanti saya akan menulis soal era ini vs era informasi) dimana manusia (pegawai) adalah alat produksi atau bagian dari sistem organisasi semata yang harus bekerja sesuai standar-standar tertentu dan baku, dan rutin, dan lama, dan begitu terus, dan tak lain tak bukan adalah makluk pencari makan (bukan mencari hidup) yang BP7 alias Bapak Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan!

Karena itu, setelah pensiun banyak dari mereka yang hanya menjadi robot berdaging, yang kini tak terpakai lagi. Program yang tertanam erat di otak si robot harus dicabut dan diganti dengan program baru yang berbeda agar organ fisik si robot bisa tetap bermanfaat bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi orang lain! Nah, lho!

Nah, berangkat dari ilustrasi diatas anda tentu bisa memahami seperti apa program pelatihan untuk persiapan pensiun yang disini diberi makna "Persiapan Membangun Karir Kedua"!

Bukankah dalam bahasa Inggris pensiun disebut retire yang makna sebenarnya adalah mengganti (re) ban (tire) agar anda bisa melaju lebih kencang dan lebih jauh dalam mengarungi hidup! 

Dan untuk masa 30 tahun berikutnya! Bukan hanya untuk 5 atau 6 tahun sebelum Tuhan melihat anda sudah tidak berguna bagi orang lain sehingga beliau memutuskan lebih baik anda diminta menemaniNYA!

Catatan:
* STW = Setengah Tuwo (bhs Jawa) artinya Setengah baya, agak tua
* Oversek =Over Seket (plesetan bhs Jawa) artinya diatas lima puluh (tahun)

No comments:

Post a Comment

Silakan menuliskan komentar anda di kolom yang tersedia dibawah ini